thanks

PAK ILUT UCAPKAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN NYA

tukar template

Change Background of This Blog!


dg

PAK ILUT AKAN TERUS BERKARYA SAMPAI MATI

baca di bawah ini ya!

Selasa, 19 Oktober 2010

0 ASAL MULA BHS INDONESIA 10


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
5. Ragam Melayu Modern

Orang Melayu yang cukup banyak berpartisipasi dalam pembentukan bahasa Melayu baku modern adalah orang Melayu Minangkabau (Anwar, 1976: 91–93). Dari sisi pembentukan bahasa, hal ini cukup menarik, karena bahasa Melayu Minangkabau berbeda dengan bahasa Melayu Riau. Di samping adanya perbedaan, persamaan yang dimiliki keduanya juga banyak. Dalam membicarakan bahasa komunikasi, kita mengenal antara lain masalah interferensi. Bila kita pelajari karya tulis orang Minangkabau yang terbit sebelum Perang Dunia II, maka interferensi bahasa ibunya kentara sekali. Hal ini sangat berbeda dengan karya tulis dari suku lain. Para penulis yang berasal dari Jawa yang menulis dalam bahasa Melayu Riau misalnya, tidak memperlihatkan interferensi yang mencolok dari bahasa ibunya. Interferensi itu jelas terlihat apabila mereka tidak menulis dalam bahasa Melayu Riau baku, melainkan dalam bahasa Melayu koran. Misalnya dalam surat kabar Hindia Dipa yang terbit di Surabaya atau beberapa penerbitan lainnya di Pulau Jawa.

Ragam bahasa Melayu (Riau) yang dijadikan bahasa baku sebenarnya lebih banyak merupakan sebuah ragam baru bahasa Minangkabau. Dalam hal ini, bahasa Melayu Riau telah mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap bahasa Minangkabau. Orang-orang Minang yang menulis dalam bahasa Melayu Riau telah melahirkan suatu ragam bahasa Melayu yang pada masa itu dianggap sesuatu yang baku. Oleh karena Engku-engku ini mempunyai kedudukan penting di Balai Pustaka atau sebagai guru di sekolah, maka ragam bahasa yang mereka hasilkan dianggap cukup penting. Kita tidak dapat melupakan bahwa banyak juga dari mereka yang mempunyai keahlian yang tinggi dalam penggunaan bahasa. Hal ini tentu antara lain karena mereka mendapat pendidikan modern yang baik.

Akan tetapi, sebabnya tentu bukan hanya itu saja. Para penulis Belanda yang melahirkan karya tulis yang baik dalam bahasa Melayu ternyata tidak terlalu banyak, walaupun mereka sangat ahli di bidang studi bahasa Melayu. Hal ini tidak mengherankan sedikit pun, sebab hasil kajian mereka biasanya dituliskan dalam bahasa Belanda yang baik, bukan dalam bahasa Melayu. Sebaliknya, seorang penulis Minang yang menguasai bahasa Belanda juga cenderung memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan bahasa Melayu. Namun, tidak sedikit pula penulis itu yang mungkin kurang menguasai bahasa Belanda, walau penguasaan bahasa Melayunya cukup bagus. Bagaimanapun juga, para penulis dan guru-guru yang berasal dari daerah Minangkabau telah melahirkan suatu ragam bahasa Melayu Riau yang dijadikan bahasa baku bagi bahasa Melayu di masa-masa sebelum Perang Dunia II. Orang Belanda menamakan ragam bahasa Melayu itu sebagai bahasa Melayu Balai P

0 komentar:

Posting Komentar

ikan ku

motivasi